Penyebab Silent Stroke yang Harus Diwaspadai

Jakarta - Sebuah penelitian di tahun 2003 menunjukan bahwa sepertiga dari lansia berusia 70 tahun, sedikitnya pernah mengalami satu kali serangan silent stroke. Minim gejala sehingga kerap terabaikan, meski bahayanya tak bisa disepelekan.

Pada umumnya penyakit stroke ditandai dengan kelumpuhan anggota tubuh. Namun tidak dengan silent stroke. Tanpa kita sadari penyakit ini telah menggerogoti otak bersamaan dengan menurunnya fungsi kognitif. Seperti pengelihatan kabur dan daya ingat berkurang.

Silent stroke dapat dikenali penyebabnya. Stroke senyap ini merupakan risiko yang ditimbulkan dari berbagai penyakit lain. 
 

 

Baca juga: Kenali 3 Tahap Silent Stroke, Minim Gejala Tapi Bisa Picu Demensia


Dokter spesialis saraf dari RS Pusat Otak Nasional (RS PON), dr Silvia Francina Lumempoew, SpS(K) mengatakan silent stroke dapat disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini.

1. Hipertensi
Silent stroke dapat terjadi jika pasien tidak mengobati penyakit darah tingginya dengan benar. Pada pengidap hipertensi, pembuluh darah otak yang tersumbat akan pecah akibat terus-menerus menerima aliran darah bertekanan tinggi.

2. Diabetes
Penderita diabetes atau kencing manis yang sudah diberi obat oleh dokter namun tidak mengatur pola makan yang baik, bisa memicu stroke. Kadar gula yang tinggi, akan merusak dinding pembuluh darah kecil.
 

Baca juga: RS Pusat Otak Nasional Terima 500 Pasien Perhari, 70 Persen Kena Stroke


3. Darah kental
Darah kental disebabkan oleh adanya reaksi inflamasi di darah seperti radang sendi yang kronis dan lama tidak diobati, sel darah trombosit yang tinggi dan kelainan genetik. Akibatnya darah yang mengental sulit mengalir ke otak. Hal ini dapat terjadi pada orang yang merokok, obesitas, dan memiliki riwayat genetik.

4. Kolesterol tinggi
Tingginya kolesterol disebabkan oleh kebiasaan pola makan tidak sehat. Seperti seringnya makan makanan tinggi lemak. Lemak dapat menyumbat pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak menjadi terganggu. Akibatnya ketika otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel pada otak akan mati.

 

Kintan Nabila - detikHealth